Viral Patung Macan Putih di Kediri yang Mirip Zebra, Ini Penjelasan Kades
![]() |
| Patung macan putih yang berada di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim). |
KEDIRI, SuryaTribun.Com - Viral di media social, patung macan putih yang berada di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim). Pasalnya, bentuk patung itu disebut lebih mirip kuda nil hingga zebra.
Bentuk patung yang baru saja selesai pembangunannya tersebut dianggap gagal menghadirkan sosok harimau karena tidak mewakili penampakan sebagaimana wujud realita harimau pada umumnya.
Selain itu, bentuknya juga tidak proporsional. Lebih mirip gabungan dari hewan kuda nil, zebra, dan tapir.
Namun demikian, tak sedikit yang mempunyai sudut pandang berbeda bahkan mengapresiasinya. Kubu ini memandangnya sebagai sebuah luapan ekspresi seni.
"Kalau aliran surealis, ya suka-suka seniman pematungnya. Juga ada ekspresionisme, yang enggak melulu meniru alam," kata M Prastiyo, seorang pelaku seni, Minggu, 18 Desember 2025.
Pria yang akrab dengan sapaan Cak Mad ini mengatakan, perlu ditinjau latar belakang dan fungsi pembuatan patung tersebut untuk mengetahui kejelasannya.
"Makanya perlu dicek latarbelakang dan fungsi maupun kesepakatan awal pembangunan patung tersebut," kata Cak Mad.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Balongjeruk, Safii mengatakan, pembuatan patung tersebut merupakan inisiatifnya yang sebelumnya telah mendapatkan persetujuan melalui sejumlah rapat desa.
"Tujuannya adalah untuk mengangkat legenda desa sebagai ikon desa. Kebetulan desa kami ada legenda macan putih," kata Safi’i kepada wartawan, Sabtu, 27 Desember 2025.
Safi'i mengatakan, niatan awal pembangunan patung tersebut cukup mulia karena untuk menjunjung tinggi legenda desa yang selama ini terpelihara secara turun temurun melalui tutur lisan.
Untuk itu, dia berupaya mengangkatnya menjadi ikon desa supaya mempertegas cerita tersebut sekaligus sebagai pengingat bagi generasi selanjutnya.
Atas niatan itu pula, dirinya mulai mencari pembuat patung. Kebetulan terdapat warga setempat yang juga selama ini dikenal sebagai pembuat patung.
Patung yang terbuat dari campuran besi dan semen tersebut mulai dikerjakan bulan lalu dan berhasil selesai dalam tenggat waktu 18 hari.
"Namun ternyata setelah selesai, banyak mendapatkan respons dari masyarakat," kata Safi'i.
Dia juga merasa kaget dengan hasil pembuat patung tersebut yang ternyata wujudnya jauh dari perencanaan awal.
"Ternyata hasilnya seperti yang kita ketahui itu," ujarnya.
Meski demikian, dalam menyikapi viralnya patung tersebut, pihaknya tidak lantas gerah apalagi memarahi pembuat patungnya.
Ia menganggap semuanya adalah masukan untuk pengembangan kemajuan desanya.
"Semuanya kita tampung karena kritik dan saran itu sangat penting bagi kemajuan bersama," ujar Safi'i. (*/red)
