Peltu Lubis Sebut Setiap Buka Sabung Ayam Selalu Kordinasi dan Beri Setoran ke Kapolsek
![]() |
Sidang penembakan tiga Polisi Way Kanan Lampung. |
PALEMBANG, SuryaTribun.Com – Terdakwa Peltu Lubis mengaku sebelum membuka gelanggang judi sabung ayam bersama Kopda Bazarsah, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Kapolsek Negara Batin.
Bahkan, kata dia, setiap akan membuka judi sabung ayam, selalu memberikan setoran ke Kapolsek.
“Saya selalu koordinasi jika judi sabung ayam akan dibuka. Gelanggang sabung ayam ini dibuka Senin dan Kamis, nah nanti Kapolseknya nanti saya telpon untuk koordinasi,” kata Peltu Lubis dalam keterangannya di persidangan yang digelar di Pengadilan Militer 1-04 Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Senin, 16 Juni 2025.
Dia juga mengaku berkoordinasi lewat sambungan telepon ke Kapolsek, kadang dia menelpon malam hari, atau tidak sama sekali.
Ketua Majelis Hakim, Kolonel CHK Fredy Ferdian Isnartanto meminta terdakwa Peltu Lubis untuk memperagakan percakapan bagaimana Peltu Lubis menghubungi Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto untuk berkoordinasi.
“Pak Kapolsek saudaraku, kami izin mau buka. Lalu dijawab Kapolsek silahkan saja jangan sampai ada keributan. Kalau tidak lewat telepon saya datang ke Polsek atau kami bertemu di Sub Ramil,” ucapnya.
Menurutnya, setiap membuka judi sabung ayam di hari Senin dan Kamis, dia akan berkoordinasi, kadang juga tidak sama sekali. Namun, ia akan memberikan uang setoran ke Kapolsek kadang transfer tapi lebih sering cash.
“Untuk uangnya Rp 1 juta. Uang untuk tanda menghargai. Tapi sebelum penggerebekan itu terjadi atau sebelum lebaran kami memberikan uang kepada kapolsek Rp 2 juta untuk Lebaran,” ujarnya.
Peltu Lubis juga mengaku, uang menghargai itu pasti dia berikan jika membuka judi sabung ayam. Kepada Kapolsek sebelumnya juga diberikan dan selama ini tidak ada masalah.
Peltu Lubis menyebut di hari penggerebekan itu pada 17 Maret 2025, Peltu Lubis hendak menyerahkan uang kepada korban, Kapolsek Negara Batin, tetapi di kantornya tidak ada orang.
“Di hari itu saya datang ke gelanggang untuk menemui Kopda Bazarsah untuk Kapolsek. Namun, saya telepon tidak diangkat, di Polsek juga tidak ada orang. Jadi uangnya masih di Kopda Bazar pada waktu itu,” ujarnya.
Selain itu, kata Peltu Lubis, ada oknum Polisi lain yang menerima jatah dari kegiatan judi tersebut, mulai dari anggota Polsek hingga Brimob yang hanya datang sekadar makan di warung dekat gelanggang judi dan minta rokok.
“Anggota yang datang itu ya hanya makan dan merokok di warung, nanti yang bayarnya Bazar. Terus kalau pulang dikasih uang Rp 100 ribu satu orang. Makanya saya kaget kok bisa digerebek,” ujarnya. (*/red)