Dibentuk di AS, Ini Profile Forum Tanah Air yang Diskusinya Dibubarkan Massa
JAKARTA, SuryaTribun.Com – Sejumlah orang tak dikenal (OTK) membubarkan diskusi yang digelar Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan (Jaksel), Sabtu, 28 September 2024.
Diskusi tersebut bertajuk 'Silaturahmi Kebangsaan Diaspora'. Forum Tanah Air ternyata didirikan di New York, Amerika Serikat beberapa tahun lalu. Pengamat politik kondang tanah air, Rocky Gerung turut sebagai pendiri.
Ia mengatakan, FTA merupakan jaringan diaspora yang ingin terus memperbarui informasi soal permasalahan yang terjadi di Indonesia.
“Jadi Forum Tanah Air itu, saya ikut mendirikan Forum Tanah Air itu, mungkin tiga atau empat tahun lalu di New York,” ujarnya
“Itu memang dimaksudkan sebagai tempat berkumpul pikiran-pikiran dari diaspora yang mereka yang ada di luar negeri, orang Indonesia di luar negeri supaya terbit semacam harapan bahwa Indonesia bisa diinvestasikan kembali melalui pikiran dan konsep,” sambungnya.
“Teman-teman di New York terutama, minta supaya ada semacam jaringan internasional untuk memantau Indonesia dalam pengertian melihat apa yang jadi problem di dalam negeri supaya bisa dibantu secara konseptual solusinya dari luar negeri,” tutur Rocky di akun Youtubenya, Rocky Gerung Official.
FTA pun rutin mengkaji permasalahan Indonesia dengan maksud turut menyumbang konsep pembenahannya.
“Forum itu secara rutin memang membuat evaluasi kehidupan ekonomi politik, sosial dan kebudayaan tuh,” ujar Rocky.
FTA akhirnya tidak hanya aktif di luar negeri, tapi buat diaspora yang sedang berada di Indonesia juga berkumpul.
Mereka mendiskusikan permasalahan yang sedang terjadi dengan mengundang para kritikus dan pengamat.
“Lalu mereka, teman-teman Ini yang pulang ke Indonesia datang membentuk semacam komunitas supaya juga langsung mendengarkan uraian-uraian dari tokoh atau kritisi Indonesia tentang keadaan Republik,” kata Rocky.
“Supaya mereka kalau balik ke Eropa, ke Amerika, Australia, punya cerita dari first hand untuk diterangkan ke komunitas Indonesia di di lima benua,” ujar Rocky.
Rocky heran mengapa diskusi FTA dibubarkan. Menurutnya, ada pihak yang ingin meneror pikiran para penggawa FTA.
“Jadi sebetulnya pertemuan di Kemang itu yang dimaksudkan untuk mengkonsolidasi pikiran, mengkonsolidasi ide. Jadi Kenapa mesti dibubarkan, tentu ada yang menyuruh membubarkan, padahal kebebasan berpendapat itu, dari awal kita berkali-kali terangkan, itu hak setiap warga negara,” tuturnya.
“Kalau warga negara ada yang tidak setuju, dia bebas untuk berpendapat juga bahwa kami tidak setuju dengan diskusi yang dilakukan oleh Forum Tanah Air, ya lakukan diskusi tandingan bukan dengan membubarkan diskusi itu,” pungkasnya.
“Sangat jelas bahwa rezim ini masih berupaya untuk meneror pikiran. Jadi teror pikiran itu adalah bagian paling buruk dari peradaban,” tegasnya.
Pembubaran Diskusi
Dikabarkan, acara disuksi FTA di Hotel Grand Kemang dihadiri sejumlah tokoh. Beberapa di antaranya, yaitu mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin hingga pakar hukum tata negara Refly Harun.
Acara tersebut tiba-tiba dibubarkan puluhan orang tak dikenal. Dari video yang viral di media sosial terlihat orang-orang yang membubarkan paksa diskusi mayoritas mengenakan topi dan masker.
Mereka mencopot banner acara diskusi secara paksa, mengambil tiang besi dan memukulkannya ke salah satu meja.
“Bubar hey! Bubar, bubar!,” teriak orang-orang tak dikenal tersebut.
Kapolsek Mampang Prapatan, Kompol Edy Purwanto mengatakan, Polisi mulanya tengah melakukan pengamanan unjuk rasa di depan Hotel Grand Kemang.
Unjuk rasa itu digelar bersamaan dengan acara diskusi di dalam hotel tersebut.
Namun, puluhan orang tak dikenal masuk ke dalam hotel melalui pintu belakang dan luput dari pengawasan Polisi.
“Saat kami fokus pengamanan kegiatan unjuk rasa di depan, tiba-tiba kami mendapatkan informasi ada sekelompok orang tak dikenal masuk lewat gerbang pintu belakang,” kata Edy kepada wartawan.
Edy membenarkan, massa yang masuk melalui pintu belakang melakukan perusakan. Ia menyebut, orang-orang tak dikenal itu berbeda dengan massa yang menggelar unjuk rasa.
“Massa yang melakukan pengerusakan itu masuk. Kami tidak tahu karena memang kegiatan di dalam juga apa kami tak tahu, karena tak ada pemberitahuan ke Polsek atau Polres terkait kegiatan. Jadi orang berbeda dengan kelompok yang melakukan unras,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan, massa yang berbuat onar dalam acara diskusi tersebut berjumlah 25 orang. Polisi pun tengah memburu para pelaku perusakan.
“Saat ini kami bersama Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan akan melakukan pengembangan dan penyelidikan pada pelaku pengerusakan,” ujarnya.
Sedikitnya terdapat 10 orang pelaku yang kini sudah diketahui identitasnya.
“Ada 10 orang. Sudah kita identifikasi dan ketahui nama-nama pelakunya," kata Ade Rahmat.
Mantan Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Banten itu mengklaim akan segera menangkap para pelaku perusakan.
“(Pelaku) akan segera kita tangkap dan proses hukum,” ujarnya. (*/red)