Pilkada Kota Batu, Pengamat Sebut Krisdayanti Gagal Manfaatkan Popularitasnya
Krisdayanti dan Kresna Dewanata Phrosakh. |
MALANG, SuryaTribun.Com – Krisdayanti dinilai telah gagal memanfaatkan popularitasnya dalam Pilkada Kota Batu 2024. Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, Krisdayanti yang berpasangan dengan Kresna Dewanata Phrosakh kalah dalam Pilkada Kota Batu 2024.
Demikian dikatakan Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Malang, Dr Wahyudi Winarjo kepada wartawan, Jumat, 29 November 2024.
Krisdayanti pun sudah mengakui kekalahannya dan mengucapkan selamat kepada pasangan calon yang unggul.
“Saya kira Krisdayanti - Kresna Dewanata Phrosakh, timnya, pendukungnya yang bergerak itu tidak bisa mengkonversi popularitas Krisdayanti itu menjadi elektoral, menjadi keterpilihan. Itu saya lihat salah satu kegagalan terbesar,” kata Wahyudi.
Wahyudi juga menilai, Krisdayanti kurang memiliki relasi yang kuat dengan warga Kota Batu. Menurutnya, Krisdayanti yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI dengan salah satu daerah konstituen di Kota Batu sebelum Pilkada 2024, seharusnya sudah menjalin relasi yang berkelanjutan.
“Sesuai dengan kebutuhan, harapan rakyat, artinya ketika memang sudah pernah terpilih, tentu pernah dekat dengan rakyat, harus dipelihara relasi politiknya secara kontinuitas dan berdialektika, dalam arti tidak monoton,” katanya.
Wahyudi juga mengatakan, Krisdayanti seharusnya memiliki orang-orang kepercayaan yang bisa mengontrol kinerja dari tim sukses dan partai pendukungnya. Selain itu, Pasangan Calon (Paslon) harus juga melihat hasil beberapa lembaga survei, tidak melulu berpatokan pada tim internal saja.
Hal-hal itu dikatakannya bisa menjadi bahan evaluasi paslon untuk mengarahkan tim sukses dan partai pendukungnya supaya dapat bekerja secara maksimal.
“Yang orang lain tidak tahu, untuk mengetahui apa sebetulnya yang dilakukan oleh para partai pendukung dan tim suksesnya di lapangan. Jadi tidak boleh menerima laporan begitu saja,” katanya.
Upaya-upaya yang dilakukan Krisdayanti bersama pasangan dan pendukungnya di Pilkada Kota Batu 2024 dinilai belum mampu mempengaruhi perilaku dominasi masyarakat untuk memilih dirinya.
“Tapi bagaimana kemudian mengkapitalisasi pengetahuan rakyat, sikap rakyat terhadap paslon itu menjadi sebuah keputusan untuk memilih, itu yang memang harus diperjuangkan,” ujarnya.
Wahyudi mengatakan, tidak semua Paslon di Pilkada 2024 menang karena politik uang.
Menurutnya, tidak semua masyarakat yang menerima politik uang atau hanya sebagian.
Sebagian lainnya, dikatakannya, memilih karena dipengaruhi preferensi atau pengetahuan yang dimiliki terhadap para Paslon.
“Yang menang itu adalah orang yang mampu bekerja keras, meyakinkan kepada rakyat bahwa dia adalah pilihan terbaik,” katanya.
“Jadi rakyat kita itu bisa menentukan siapa sih yang cocok untuk menjadi pemimpinnya, tentu itu di antaranya dilihat visi misi, program, track record kemudian dilihat juga mungkin ketika debat itu kan juga orang tahu,” sambungnya. (*/red)