Bupati Blitar Keluarkan SE Kewaspadaan Penyebaran Covid-19
![]() |
Bupati Blitar Rijanto. |
BLITAR, SuryaTribun.Com – Meskipun hingga saat ini belum ditemukan kasus infeksi Covid-19, Bupati Blitar Rijanto telah menandatangani Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan Penyebaran Covid-19, Kamis, 12 Juni 2025.
SE yang ditujukan pada sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi pemerintah lainnya itu dikeluarkan sebagai respon awal atas merebaknya kasus Covid-19 di sejumlah negara Asia dan dilaporkan telah mulai masuk Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Christine Indrawati mengatakan, SE tersebut bertujuan untuk kembali meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19.
“Tekanan utamanya lebih pada edukasi kembali kewaspadaan Covid-19 pada masyarakat,” ujar Christine.
SE tersebut, kata Christine, ditujukan kepada sejumlah instansi pemerintah terkait, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Blitar.
Lalu, Dinas Pendidikan, Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa TImur di Kabupaten Blitar, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar (Kemenag), dan seluruh Camat di Kabupaten Blitar.
“Diharapkan instansi-instansi tersebut dapat menyosialisasikan kewaspadaan Covid-19 melalui lembaga pendidikan termasuk yang berada di bawah Kemenag,” ujarnya.
“Juga agar para camat meneruskan kepada masyarakat luas melalui pemerintah desa. Kemudian juga kewaspadaan di tempat-tempat ibadah,” imbuhnya.
Kewaspadaan yang dimaksud, kata dia, adalah perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, dan menggunakan masker bagi yang sedang sakit saat berada di kerumunan.
Menurutnya, kewaspadaan Covid-19 dilakukan dengan melakukan pemantauan gejala-gejala Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di tengah masyarakat.
“Tapi sejauh ini data kasus ISPA tidak ada lonjakan yang cukup signifikan,” ujarnya.
Hingga saat ini, Christine, pihaknya juga tidak menemukan adanya kasus positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Blitar meskipun sulit untuk disimpulkan bahwa tidak ada penyebaran kasus.
“Karena sekarang itu warga yang mengalami gejala yang patut diduga Covid-19 seperti gejala ISPA tidak ada yang mau dites, diswab,” ucapnya.
Christine mengatakan, tenaga medis akhirnya hanya memberikan resep obat kepada mereka yang mengeluhkan gejala-gejala tersebut.
“Kalau demam yang dikasih obat demam. Kalau batuk dikasih obat batuk. Apalagi sekarang memang tidak tersedia alat swab di puskesmas-puskesmas,” ujarnya.
Christine juga mengatakan, vaksinasi massal selama wabah Covid-19 di seluruh Indonesia diandaikan telah menumbuhkan kekebalan kolektif di kalangan masyarakat.
Hal itu membuat dampak kesakitan yang ditimbulkan dari infeksi Covid-19 menjadi lebih ringan dan tidak mematikan terlepas dari varian apa pun yang menginfeksi.
“Covid-19 itu kan disebabkan oleh virus. Jadi pada dasarnya yang terinfeksi akan sembuh dengan sendirinya melalui mekanisme anti bodi kekebalan tubuh. Jadi ya yang penting makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup,” pungkasnya. (*/red)