Flight ke Kamboja Lima Kali Sepekan, Diduga Terkait Online Scam
![]() |
Wamen P2MI, Christina Aryani. |
JAKARTA, SuryaTribun.Com – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani mengatakan, pihaknya menerima informasi dari otoritas Kamboja terkait tren peningkatan Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di perusahaan yang diduga menjalankan penipuan daring (online scam).
Bahkan, kata dia, ada penerbangan RI ke Kamboja yang mencurigakan.
“Kita juga baru menemukan ternyata ada flight Indonesia Air Asia, yang dalam satu minggu itu bisa 4-5 penerbangan ke Kamboja, dan ternyata sampai 70 persen terisi,” ujar Christina Aryani kepada wartawan di Kementerian P2MI, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Oktober 2025.
Dia mengatakan, pihaknya juga baru menemukan bahwa terjadi lonjakan penerbangan dari Indonesia menuju Kamboja dalam seminggu terakhir.
Bahkan, kata dia, kapasitas penerbangan bisa mencapai 70 persen. Padahal, kata dia, Kamboja tidak memiliki destinasi wisata yang menjadi perhatian wisatawan seperti Bali.
“Nah, ini kan kalau kita bilang, oh mungkin mereka tur ke sana, kayaknya tidak ya, karena Kamboja itu kan bukan destinasi wisata seperti Bali,” ujarnya.
Christina mengatakan, pihaknya akan mendalami temuan terkait ramainya penerbangan ke Kamboja tersebut.
“Nah, kenapa banyak sekali orang Indonesia yang pergi ke Kamboja, sampai ada flight empat kali, nah ini temuan-temuan yang mungkin kita sebelumnya belum tahu ya, nah ini akan kita dalami,” ujarnya.
Pada September lalu, kata Christina, Duta Besar Kamboja sudah menemui pemerintah untuk menyampaikan adanya tren peningkatan WNI yang bekerja di perusahaan tersebut.
Dari laporan tersebut, kata dia, Kementerian P2MI mengirim satu tim dari Direktur Siber P2MI untuk melihat langsung kondisi di Kamboja dan membuat laporan terkait temuan-temuan di negara tersebut.
“Nanti setelah lengkap, laporan ini akan diberikan ke Pak Menteri dan mungkin Pak Menteri akan memanggil rapat ya dengan kementerian-kementerian terkait lainnya,” ujarnya.
Christina juga mengatakan, pihaknya juga menemukan adanya visa self-employment di Kamboja.
“Nah, ini kan sesuatu yang khusus Kamboja, saya belum pernah temukan di negara-negara lain, jadi banyak isu yang perlu ditangani lebih lanjut,” ujarnya. (*/red)