Kasus Kisruh Antarperguruan di Tulungagung, 10 Pesilat Jadi Tersangka
Sebanyak 10 pesilat di Tulungagung diamankan. |
TULUNGAGUNG, SuryaTribun.Com – Polisi menetapkan sebanyak 10 pesilat sebagai tersangka kasus kisruh antarperguruan silat di Tulungagung, Jawa Timur (Jatim).
Kapolres Tulungagung, AKBP Mohammad Taat Resdi mengatakan, penetapan tersangka ini dilakukan setelah pihaknya melakukan upaya penyelidikan terkait dua kejadian kerusuhan di Kecamatan Kedungwaru dan Kecamatan Boyolangu.
“Untuk kasus di Kedungwaru ada empat tersangka, yakni MIN (18), MSH (22), MDA (18) warga Desa Bendosari, Kecamatan Ngantru dan VRR (22) warga Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru,” kata Taat kepada wartawan, Jumat, 22 November 2024.
Di sisi lain, pihaknya menetapkan enam tersangka dalam kasus pengeroyokan anggota perguruan di Kecamatan Boyolangu, yakni YA (18), EWS (21), AP (48), MOY (20) warga Desa Wajaklor, Kecamatan Boyolangu. MFA (18) dan JER (20) warga Desa Kepuh, Kecamatan Boyolangu. Selain itu, Polisi masih memburu dua pelaku lain AG (18) dan YG (18).
Pada kasus di Kedungwaru bermula saat korban melintas dengan memakai kaus beratribut salah satu perguruan silat. Saat itulah para tersangka yang mengalami fanatisme organisasi mengejar korban dan meludahinya. Selanjutnya korban dikeroyok oleh pelaku. Hal serupa juga terjadi di TKP Kecamatan Boyolangu.
Menurutnya, dua kasus pengeroyokan tersebut rata-rata dipicu oleh sentimen antarperguruan silat. Salah satu penyebab kisruh karena korban memakai kaus yang bergambar salah organisasi perguruan silat.
“Ini kaus yang dipakai oleh korban,” ujarnya.
Sentimen antarperguruan tersebut mengakibatkan terjadinya aksi saling balas ketika terjadi perselisihan di tingkat bawah.
“Jadi seperti lingkaran setan, terus menerus saling balas,” imbuhnya.
Pihaknya berharap, upaya penindakan hukum secara tegas ini dapat mengurangi potensi gesekan sesama anggota silat. Polisi mengajak masyarakat untuk menjaga ketertiban dan perdamaian sehingga menciptakan rasa aman di lingkungan.
Sementara itu, salah satu tersangka mengaku menyesal atas kasus pengeroyokan tersebut. Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
“Saya menyesal komandan, malu,” ujar salah satu tersangka.
Akibat perbuatannya, kini 10 tersangka ditahan di Polres Trenggalek dan dijerat Pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. (*/red)