Kemenag Trenggalek Minta Pembangunan Ponpes Libatkan PUPR, Cegah Tragedi Al Khoziny Terulang
![]() |
Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. |
TRENGGALEK, SuryaTribun.Com – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Trenggalek telah melakukan sosialisasi ke semua Pondok Pesantren (Ponpes) sebagai bentuk mitigasi agar insiden runtuhnya mushala di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo tidak terulang.
Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Ponpes Kemenag Trenggalek, Agus Prayitno mengatakan, pihaknya telah berkeliling untuk mengimbau kepada Pimpinan Ponpes agar melibatkan ahli dalam membangun gedung atau fasilitas bangunan lainnya.
“Kita menyampaikan ke Pimpinan Ponpes ketika ada proyek bangunan agar koordinasi ke pihak yang berwenang seperti (Dinas) PUPR,” ujar Agus kepada wartawan, Kamis, 09 Oktober 2025.
Menurutnya, Kemenag sebagai pembina Ponpes mempunyai tanggung jawab besar terhadap keberlangsungan kegiatan di dalam Ponpes terutama keselamatan Santri.
Meski demikian, kata dia, pihaknya tidak mempunyai kapasitas untuk ikut campur dalam urusan bangunan.
“Kita tidak bisa menyentuh perkara bangunan. Misalnya bangunan tingkat tiga itu besinya harus (ukuran) berapa, kita tidak tahu itu,” ujarnya.
Agus mengakui dalam Arkanul ma'had atau lima rukun utama untuk mendirikan pesantren tidak menyertakan syarat atau spesifikasi bentuk bangunan.
Sehingga Kemenag menyarankan agar Pimpinan Ponpes menggandeng ahli dalam proses pembangunan gedung.
“Tapi di Trenggalek belum ada yang menjulang tinggi. Hanya ada dua pesantren yang lantai tiga, yaitu di Kelurahan Kelutan (Kecamatan Trenggalek) dan Kecamatan Durenan,” ujarnya.
Agus menambahkan, terdapat kurang lebih 76 Ponpes di Kabupaten Trenggalek. Namun rata-rata hanya memiliki 200-300 Santri, sehingga tidak perlu bangunan yang terlalu tinggi.
“Untuk musibah di Sidoarjo, kita ikut berbelasungkawa sebagai umat Islam, Insya Allah (Santri yang meninggal dunia) Syahid karena saat menuntut ilmu,” pungkasnya. (*/red)